Selasa, 15 Desember 2009

Ontologi Diri

Aku hanya bayi yang baru saja lahir dari rahim ibuku. Aku hanya bisa menangis dan merengek minta susu.
Aku hanya balita yang baru bisa berjalan. Mondar-mandir ke sana kemari mencari hal-hal baru dari hidupku. Mulai berlarian melihat uniknya dunia ini.
Aku hanya anak yang mulai bisa bicara. Mengoceh tak jelas dan minta perhatian dari orang di sekitarku.
Aku hanya anak berumur 5 tahun yang mulai masuk TK. Bertemu teman-teman sebaya dan bercanda tawa tanpa mengenal dosa.
Aku hanya anak usia 6 tahun yang menginjak bangku SD. Semakin banyak teman-temanku dan banyak hal baru pula kujumpai. Mulai mengenal menjadi anak nakal dan ngeyel.
Aku hanya anak remaja yang belajar di bangku SMP terfavorit di kota ini. Tuntutan belajar semakin kuat agar label lulusan SMP favorit tetap tercermin setelah kutinggalkan bangku sekolah ini.
Aku masih anak remaja yang masuk SMA. Masa-masa yang paling indah dengan banyak gejolak masa muda.
Aku mulai menjadi dewasa ketika mengenal bangku kuliah. Ilmuku bertambah, pengalamanku bertambah sehingga sikap dan sifatku pun berubah.
Aku sudah lulus kuliah tapi masih harus melanjutkan kuliah. Memperdalam ilmuku agar lebih baik.
Hidupku tidak hanya sampai di sini dan masih akan berlanjut entah sampai kapan, yang pasti sampai ajal menjemputku.
Aku hanya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain dan mendatangkan manfaat dengan ilmu yang kumiliki.
Semoga seorang aku dapat mewujudkan mimpi-mimpiku untuk menjadi baik dan lebih baik lagi. Amien...

3 komentar:

  1. Apakah orang lain berhak menerangkan ontologi dirimu?

    BalasHapus
  2. mungkin saja
    jika memang orang lain itu bersedia dan mau menerangkan onlotogi diriku
    setidaknya bisa menjadi tempat untuk berkaca tentang bagaimana seorang aku di mata orang lain

    BalasHapus
  3. Filsafat itu dapat terangkum dalam diri dan bukan diri, maka semuanya dapat meluruh ke dalamnya.Engkau akan menyadari bahwa dalam diri anda itulah engau menemukan yang ada dan yang mungkin ada. Maka hal yang demikian juga engkau temukan pada bukan diri anda. Maka berfilsafat itu bisa dimulai dari mana saja dan kapan saja oleh siapa saja.Renungkanlah.

    BalasHapus